Jumat, 03 April 2009

Memahami dan Mengatur Risiko Investasi

SEMUA tindakan yang kita ambil dalam hidup tak luput dari risiko, termasuk berinvestasi. Seluruh jenis investasi akan selalu memiliki risiko, namum kadarnya berbeda-beda. Kemungkinan dana investasi dapat menyusut atau bahkan hilang sama sekali tetap akan ada. Hal ini pernah terjadi pada beberapa investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan. Sebut saja kasus yang terjadi pada PT QSAR beberapa tahun lalu. Nasib perusahaan yang konon bergerak di bidang pertanian itu berakhir dengan tragis. Hampir seluruh investor yang menanamkan modal di perusahaan tersebut tidak bisa mendapatkan kembali modal yang telah diinvestasikannya.

Secara historis, jenis investasi yang relatif aman adalah deposito, tabungan dan sejenisnya. Tetapi itu pun bukan tanpa risiko, hanya risikonya lebih rendah. Sebagai konsekuensinya tingkat pengembalian investasinya pun relatif rendah. Bahkan sebenarnya investasi jenis ini pun tetap menghadapi risiko yang dinamakan dengan inflasi. Dengan adanya inflasi, secara nominal jumlah uang kita memang bertambah namun secara riil nilai uang kita akan berkurang. Itu terjadi jika pertumbuhan atau tingkat pengembalian investasi pada jenis investasi tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat atau laju inflasi.

Jenis-jenis Risiko
* Risiko inflasi
Dalam keadaan inflasi meningkat yang sangat tinggi seperti yang terjadi pada tahun 1998. Saat itu inflasi mencapai 77% sehingga tingkat pengembalian investasi sering tidak dapat mengejar laju inflasi tersebut. Inflasi pada dasarnya adalah berpotensi untuk mengurangi daya beli dari pendapatan atau uang yang kita miliki.

*Risiko perubahan tingkat bunga
Tingkat bunga yang berubah-ubah dapat merugikan jenis investasi kita. Contohnya adalah apabila kita membuka deposito untuk jangka waktu 1 tahun pada bulan Januari 2005 dengan bunga sebesar 6% per tahun, namun pada bulan Mei 2005 misalkan bunga deposito meningkat menjadi 7% maka kita mengalami kerugian paling tidak selama 1% per bulan sejak kenaikan tingkat bunga deposito sampai dengan masa jatuh tempo deposito tersebut. Sebagai langkah antisipasinya adalah bila kita memperkirakan bahwa bunga bank akan cenderung meningkat maka sebaiknya kita menempatkan uang kita dalam deposito yang berjangka sangat pendek misalkan 1 bulan atau paling lama 3 bulan

* Risiko manajemen
Risiko ini dapat terjadi bila kita menempatkan uang kita baik sebagai pemegang saham maupun yang memberikan utang kepada suatu jenis perusahaan. Apabila manajemen perusahaan yang diberi tanggung jawab untuk mengelola perusahaan bertindak ceroboh bahkan melakukan kegiatan yang merugikan perusahaan, maka kita sebagai investor akan mengalami kerugian. Jangankan uang kita dapat berkembang bahkan uang kita habis nilainya untuk menutupi kerugian yang ada.

* Risiko keuangan
Dalam membeli suatu perusahaan atau meminjamkan uang kepada perusahaan tertentu, kita juga sebaiknya mengetahui apakah perusahaan tersebut memiliki rasio utang yang wajar. Hal ini biasanya tercermin dari rasio antara utang dengan modal perusahaan yang relatif tinggi dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang bergerak di bidang yang sama. Semakin tinggi rasio utang dengan modal yang ada maka akan semakin tinggi risiko perusahaan atau usaha tersebut mengalami kegagalan dalam membayar kewajiban yang ada atau bahkan risiko kebangkrutan akan lebih besar.

Perbedaan risiko dan kekhawatiran
Ketika berbicara mengenai risiko maka hal yang sebaiknya diingat adalah bahwa risiko berbeda dengan kekhawatiran atau bahkan ketakutan. Kekhawatiran adalah perasaan kuat seseorang terhadap adanya suatu ancaman yang akan terjadi dalam masa yang akan datang. Investor yang takut adalah investor yang tidak dapat tidur atau selalu gelisah dengan uang yang diinvestasikan dalam satu jenis tertentu investasi. Perlu kita pahami dengan baik bahwa risiko adalah suatu hal yang wajar kita hadapi dan bila kita sudah siap dengan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi atau risiko sudah kita perhitungkan dengan baik maka sebenarnya tidak ada alasan untuk khawatir melakukan investasi.

Pengaruh usia dan preferensi risiko
Keputusan investasi sebaiknya dapat menyeimbangkan antara risiko dengan imbal hasil. Seringkali keputusan yang dibuat hari ini mungkin kurang sesuai dengan kondisi pada masa tua kita nanti. Sehingga sebelum kita memutuskan untuk berinvestasi maka pertimbangkan dengan baik usia kita saat ini dan juga tujuan hidup kita pada masa tua atau pensiun. Apabila usia kita sekarang adalah 30 tahun maka tentunya keputusan investasi kita akan lain dengan ketika sekarang berusia 50 tahun. Prinsipnya semakin muda maka jenis investasi yang dipilih pun dapat yang memiliki hasil lebih tinggi, namun tentunya juga memiliki risiko lebih tinggi.

Hal penting lainnya adalah kita harus mengenal sifat pribadi kita. Apakah kita tahan dan senang menghadapi risiko, biasa-biasa saja atau ingin selalu menghindari risiko. Keputusan investasi akan tergantung dari sifat yag kita miliki karena bagaimanapun ketenangan hidup harus menjadi pilihan utama.

Bagaimana mengatur risiko?
Ada beberapa cara yang bermanfaat dalam mengatur risiko yakni :

Diversifikasi
Prinsip diversifikasi yang utama adalah jangan menaruh seluruh uang kita dalam satu jenis investasi. Sebarlah jenis investasi kita dalam berbagai aneka jenis investasi yang sesuai dengan imbal hasil, tujuan dan risiko yang dapat kita terima.
Apabila kita membeli saham perusahaan maka hendaknya kita memilih berbagai jenis saham perusahaan yang memiliki jenis industri yang berbeda. Untuk lebih amannya bahkan kita dapat memilih jenis industri yang memiliki karakteristik berlawanan artinya bahwa jika industri A mengalami penurunan maka secara alamiah industri B mengalami peningkatan.

Strategi ini adalah membeli saham yang memiliki fundamental yang kokoh dalam kurun waktu tertentu secara teratur. Seperti kita ketahui, harga saham kadang naik dan turun, dengan strategi ini maka kita tidak terlalu merisaukan adanya peningkatan maupun penurunan harga dari saham yang kita pilih. Katakan kita memiliki uang setiap bulan yang akan kita investasikan di saham adalah sebesar Rp. 1 juta per bulan maka setiap bulan kita akan membeli saham tersebut secara teratur sampai suatu titik kita merasa cukup untuk memiliki saham tersebut. Sehingga diharapkan bahwa secara rata-rata harga saham yang kita beli tersebut akan sama dengan harga rata-rata pasar selama kurun waktu pembelian. Kemudian saham tersebut kita simpan dalam jagka waktu yang cukup panjang dan kita jual ketika harga sudah meningkat secara signifikan dan sesuai dengan tingkat keuntungan yang kita harapkan.

Reksadana
Dengan membeli reksadana, maka sebenarnya secara otomatis kita melakukan langkah diversifikasi. Karena reksadana memiliki berbagai jenis portfolio investasi yang berbeda tergantung dari jenis reksadananya. Untuk lebih aman, kita dapat membeli berbagai jenis reksadana yang memiliki karakteristik berbeda sehingga jika reksadana A mengalami penurunan dapat dilindungi dengan reksadana B yang mengalami peningkatan.

Alokasi aset
Strategi ini adalah selalu mengubah komposisi aset yang tepat disesuaikan dengan perkembangan lingkungan baik aspek makro dan mikro yang terjadi maupun juga kondisi dalam diri kita seperti usia, preferensi terhadap risiko dan lain-lain. Misalkan saat ini kita memiliki 30% investasi dalam bentuk deposito, 20% dalam bentuk saham dan 50% dalam bentuk properti. Kemudian misalkan kita meyakini bahwa pada tahun depan bursa saham prospekya tidak terlalu cerah maka kita dapat menurunkan komposisi aset kita dalam saham menjadi 10% misalnya. Contoh yang lain bila kita meyakini bahwa properti pada tahun depan akan mengalami peningkatan harga maka bisa saja kita mengurangi deposito menjadi 20% dan saham menjadi 15% sehingga aset properti menadi 65%.

Sebagai penutup dari tulisan ini maka sebelum kita melakukan investasi maka sebaiknya jawablah dulu pertanyaan di bawah ini :
1. Apakah dalam berinvestasi kita termasuk orang yang konservatif, agresif atau seimbang?
2. Berapa lama jangka waktu investasi?
3. Berapa banyak uang tunai yang sudah dapat disisihkan untuk keperluan mendadak?
Selamat berinvestasi dan mengatur risiko !***

Tidak ada komentar: