Selasa, 31 Maret 2009

Sukses Adalah Pilihan Hidup

Suatu hari anak saya memilih permainan puzzle yang terdiri dari 1000 keping potongan gambar. Setelah itu, ia mulai melaksanakan langkah-langkah menyusun keping demi keping puzzle. Rupanya ia mempunyai strategi menyusun dengan mulai membuat kerangka gambar lalu mengelompokkan kepingan-kepingan itu berdasarkan warna. Setelah itu barulah ia meletakkan kepingan-kepingan tersebut pada tempat semestinya. Semakin banyak kepingan puzzle, akan semakin sulit dikerjakan. Sebenarnya ia bisa saja memilih puzzle yang terdiri dari 5 atau 10 keping saja. Tapi dia sengaja memilih yang terdiri dari ribuan keping dengan alasan semakin sulit permainan akan menghasilkan gambar lebih berwarna, bernuansa indah, dsb. Selain memperhatikan anak saya menyusun puzzle, saya juga sibuk berpikir. Jika tanggung jawab hidup semakin besar, mungkin kehidupan ini terasa lebih berat. Namun bila tanggung jawab itu dapat diselesaikan dengan baik, maka kehidupan inipun akan terasa lebih berarti, menyenangkan, berwarna dan nikmat.

Hakekat pencapaian kesuksesanpun tidak berbeda. Sama seperti yang dikatakan oleh Dwight D.Eisenhower: “The history of free men is never written by chance but by choice, their choice”. Sejarah seorg manusia merdeka tidak pernah tercipta secara kebetulan, melainkan tercipta karena pilihan mereka sendiri," katanya.
Hakekat kesuksesan adalah pilihan kita sendiri. Terserah diri kita, memilih tanggung jawab hidup lebih besar atau sedikit? Jika tanggung jawab yang besar, maka kehidupan akan terasa lebih sulit tetapi mendapatkan nilai hidup lebih besar. Apakah kita ingin mendapatkan kehidupan yang sukses dan berharga? Jika Anda benar-benar menginginkannya, ada 4 tanggungjawab yang paling mendasar dan menjamin keberhasilan .

Tanggung jawab pertama: “bersikap jujur”. Orang-orang yang tulus dan jujur sangat mudah meraih kesuksesan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mengapa? Karena sikap jujur menjadikan kita mudah dipercaya orang lain. Selain itu, kita juga akan semakin PD berusaha mencapai sukses di masa depan. Sebuah pepatah bijak mengatakan, “Confidence is the companion of success”. Percaya diri merupakan pasangan dari kesuksesan."

Tanggung jawab selanjutnya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih sukses dan bermakna adalah “kemauan untuk berbagi dengan orang lain”. Sadari satu prinsip bahwa “you reap what you sow” – Anda akan memanen apa yang Anda tanam. Jika Anda memilih untuk hidup lebih sukses,maka jngn pernah membiarkan diri Anda pelit untuk berbagi dengan sesama. “False happiness renders men stern and proud, and that happiness is never communicated. True happiness renders kind and sensible, and that happiness is always shared”. Kebahagiaan semu cenderung menjadikan seseorang kejam dan sombong, dan kebahagiaan seperti itu tidak akan pernah berarti. Kebahagiaan yang sesungguhnya menjadikan seseorang baik hati dan peka, dan kebahagiaan seperti itu yang akan sangat berharga dan bermakna tidak saja untuk diri sendiri,"kata Charles de Montesquieu.

Jika Anda berkeras untuk memilih kehidupan yang lebih sukses, maka tanggung jawab yang harus Anda laksanakan berikutnya adalah “giat bekerja”. Sejarah lebih banyak membeberkan fakta bahwa upaya yang sungguh-sungguh selalu mewarnai dinamika kehidupan mayoritas orang-orang sukses di dunia ini. Bila Anda berkomitmen untuk bekerja keras berarti Anda sudah memastikan pada pilihan kehidupan yang lebih sukses. Giat dalam arti mengerjakan pekerjaan yang benar, bukan pekerjaan yang kita sukai. Kata Socrates sesuatu yang sangat berharga bukan hal yang hanya bisa kita gunakan untuk hidup, melainkan untuk hidup dengan benar. "What most counts is not to live, but to live aright”, katanya.

Bila Anda memilih untuk “melakukan hal-hal yang benar”, berarti Anda sudah memilih kehidupan yang sukses dan penuh integritas. Sukses atau gagal adalah hasil dari apa yang kita pilih. “Events, circumstances, etc., have their origin in ourselves. They spring from seeds which we have sown.” – Setiap kejadian, keadaan yang sedang kita alami, dsb, kembali kepada diri kita sendiri. Semua itu berasal dari benih yang sudah kitatanam," kata Henry David Thoreau. Nah, mana pilihan anda?.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

bagus nih buat memotivasi, keep writing ya pa andi :-) cheers.

Aryandi mengatakan...

thanks Intan